-->

Type something and hit enter

On

Aku tidak percaya bahwa ada beberapa santri Dalfis yang ternyata punya bakat menggambar. Hal itu aku ketahui saat ada salah satu mu’allim Dalfis yang mengkoreksi hasil lembar ujian satu persatu untuk mustawa (kelas) I’dadi yang merupan kelas paling junior di Dalfis. Dan setelah ditanya, ternyata itu memang adalah ketentuan yang harus dilaksanakan oleh semua peserta khusus kelas tersebut agar ketika ujian berlangsung, mereka harus mengisi lembar jawaban dengan jawaban yang disertai dengan gambar yang menarik.
                Aku kagum. Ya, kagum sekali. Barangkail aku juga iri kepada mereka, yang masih kecil-kecil namun ternyata sudah bisa menunjukkan kreativitas mereka itu. Bahkan, saking aku tidak percayanya. Aku bertanya pada mu’allim yang bersangkutan “apa benar ini adalah hasil anak-anak mustawa I’dadi?” dengan berbahasa Arab “yah, tentu. Itu merupakan hasil karya mereka sendiri, sesuai dengan yang telah saya perintahkan” jawab mu’allim Habibi masih dengan berbahasa Arab pula.
                Setelah satu-persatu aku lihat gambar-gambar hasil tangan mereka, sepintas aku teringat pada senior mereka, yang (bahkan) juga merupakan seniorku, Ust. Suryadi Aziz. Ia juga adalah sosok senior Dalfis yang juga sering menggambar dibuku-buku tulisnya, sampai-sampai orang tuanya ternyata sudah mengakuinya sejak ia kecil. Hal itu aku ketahui dari percapakan disuatu pagi saat beliau ke kamarku, Dalfis 6 (Sadis Dalfis) dalam rangka mengunjunginya, karena memang dia satu kamar denganku “Suryadi itu memang sudah sejak kecil punya bakat dalam menggambar, bahkan buku-bukunya dipenuhi dengan gambar-gambar hasil ciptaannya, dikala teman-temannya sudah bisa tulis Arab, dia masih bodoh, karena di sekolah memang hanya menggambar” dengan menggunakan bahasa Madura, lengkap dengan imbuhan “cong”nya disetiap akhir koma dan titik. “memang betul Pak, Suryadi itu terkenal hebat menggambar di pondok, bahkan buku kampusnya memang berisi gambar. Hampir semua bahkan” jawabku dengan menggunakan bahasa Madura yang sudah susah payah aku haluskan. Hening. Ia hanya menjawab dengan sedikit tatapan yang diiringi kepulan asap rokoknya. Lalu tersenyum. Serasa ada suatu rasa yang tidak mau orang lain (dalam hal ini aku) juga ikut merasakan.

                Aku hanya bisa merenung. Ternyata orang yang suka menggambar, ia akan mudah menciptakan imajinasi-imajinasi fantasi yang akan melahirkan inspirasi tersendiri dalam memotivasi perjalanan hidupnya. Ia akan mudah menciptakan suatu emosi dan menyesuaikannya dengan keadaan yang dia rasakan. Paling tidak, orang yang suka menggambar itu dapat berkeluh kesah dengan tokoh-tokoh fiktif yang ia ciptakan sendiri dan merasakan suatu keindahan suatu tempat yang ia juga ciptakan sendiri.

Terakhir, selamat berproses anak-anakku…
Kelak, kalian akan menciptakan sejarah baru bagi perubahan
Post a Comment
Click to comment
 

MARI BERLANGGANAN!