-->

Type something and hit enter

On


Gambar: https://www.freepik.com



Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh

 

Salam sejahtera saya haturkan, tersemat doa untuk setiap kebaikan. Semoga Anda senantiasa dalam lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebelumnya, saya ingin bertanya, bagaimana kabar Anda, Tuan? Baik-baik sajakah? Masihkah Anda memendam perih luka penyesalan? Semua badai memang pasti berlalu, tapi penyesalan terlanjur menggores pilu. Semoga Anda baik-baik saja, atau setidaknya hari-hari Anda penuh bahagia. Sekali lagi, semoga. Amin…

 

Mohon maaf jika surat ini tiba-tiba mengganggu Anda, Tuan. Apalagi kita tak pernah saling mengenal sebelumnya. Meski kita belum saling mengenal, tapi saya sangat menghormati Anda. Karena Anda adalah lelaki yang saaangat beruntung. Betapa saya sangat iri atas hal itu.

 

Tuan, kita sama-sama lelaki. Sangat tahu bagaimana perasaan kita saat tengah jatuh cinta. Cinta adalah sebuah peristiwa paling agung yang pernah dialami umat manusia. Konon, kalau bukan karena cinta, tak akan ada Adam dan Hawa. Tentunya, apalah artinya surga tanpa cinta? Tak ada.

 

Hampir semua lelaki menyadari, bahwa ketika cinta mulai bersemi, tak mudah memendam terlalu lama dalam hati. Dan itulah titik terlemah seorang lelaki. Atau, mungkinkah itu adalah titik terkuatnya? Entahlah. Tapi yang jelas, hingga saat ini saya masih meyakini, cinta tak melemahkan, tapi menguatkan. Cinta tak membutakan, sebagaimana omong kosong para pujangga. Justru cinta mampu memberikan penglihatan, bahkan dari jarah tempuh paling jauh. Iya, semenjak saya mencintainya, saya selalu melihatnya. Selalu. Dan itulah kenyataannya, Tuan.

 

Sepertinya Anda mulai bingung, Tuan? Ah, maafkan saya. Sejak saya jatuh cinta, telah sirna seluruh kepandaian merangkai kata-kata. Jadi maafkan saya jika surat ini banyak ngawurnya. Baiklah kalau begitu, izinkan saya bercerita. Ini cerita tentang saya, juga tentang seorang perempuan yang sangat berharga. Dan Anda sangat mengenalnya. Tidak, tidak hanya mengenalnya, Anda bahkan pernah menyayanginya. Bahkan perempuan itu pernah membukakan pintu untuk Anda, Tuan. Anda pernah bertakhta di hatinya, dan perempuan itu juga pernah Anda perjuangkan, lalu Anda menjaganya dengan penuh cinta.

 

Namannya adalah..

 

Ah, biarkan saya kirim nama itu dalam wujud getaran ke lubuh hati Anda yang paling dalam. Karena saya yakin, getaran yang bergema dalam jiwa saya saat ini, adalah getaran yang pernah Anda rasakan.

 

Anda terkejut? Maafkan saya. Saya tak bermaksud membangkitkan lagi pita kenangan masa lalu. Bagaimanapun, kita tak bisa terus-menerus hidup dalam kenangan seseorang, betapapun berharganya, betapapun indahnya. Tapi jika nama itu membuat mata Anda berkaca-kaca, itu artinya Anda masih menyayanginya, Anda masih menyisakan satu kotak kenangan untuk dia tempati, di sudut terdalam hati Anda. Itulah sebabnya, barangkali batin Anda sesekali menyebut namanya.

 

Saya hanya bisa membayangkan, betapa sangat menyakitkan bila seseorang yang sudah kita relakan, sejatinya tak benar-benar kita ikhlaskan. Itulah barangkali yang sekarang Anda rasakan, Tuan?

 

Tak perlu Anda tahan air mata itu, Tuan. Tumpahkan saja. Biarkan ia mengalir ke tepiannya dan jatuh membasahi bumi. Jangan khawatir, seorang lelaki tak akan hilang keperkasaannya hanya karena menangis. Justru lelaki akan kehilangan keperkasaannya ketika dengan tega berani menyakiti kekasihnya.

 

Anda sudah melewati masa-masa indah itu, bersama dirinya, bersama seluruh kenangan yang pernah ada. Setidaknya, Anda adalah lelaki yang sangat beruntung. Beruntung karena Tuhan menakdirkan Anda jatuh cinta, dan lebih beruntung lagi karena Anda jatuh cinta pada seorang perempuan baik yang juga cinta dan menyayangi Anda.

 

Tuan, saya pribadi sebenarnya hingga kini masih meyakini, bahwa jatuh cinta itu adalah fitrah umat manusia, artinya kita tak akan berdaya ketika ia sudah datang secara tiba-tiba, bahkan tanpa perlu mengetuk pintu atau sepatah kata salam perkenalan. Ia seperti tamu yang tak diundang, tapi kita harus menjaga dan merawatnya sewaktu ia datang. Tetapi, cinta bisa menjadi sebuah keputusan, manakala ia diungkapkan dan dinyatakan. Pada titik ini, semuanya sedang dipertaruhkan. Sebab seringkali keputusan besar itu harus diuji, dengan segala ketabahan waktu dan perjuangan yang tak mudah.

 

Tapi sekali lagi, Anda sudah melewati itu semua, Tuan. Anda mengetahui banyak hal tentang dirinya, sesuatu yang mungkin tidak saya ketahui sama sekali. Garis takdir pernah berpihak pada Anda, tapi belum menyambut doa-doa baik saya. Tentu saya tak pernah putus asa dan saya juga meyakini ada banyak hikmah di balik semua ini, yang pernah kita lalui, yang sedang kita alami juga yang kelak akan kita hadapi. Hanya doa yang bisa terus kita rapal dan usaha yang tak boleh aus oleh masa.

 

Begitulah, Tuan..

 

Pada intinya, saya mencintainya, masih mencintainya dan akan terus mencintainya. Tapi jika Anda bertanya, “hingga kapan?”, saya akan jawab, “hingga ia memutuskan mencintai seseorang, bisa saya bisa Anda, atau bisa juga orang lain yang bukan kita”.

 

Saya akan berdoa semoga ia terus bahagia…

 

Sampai jumpa kembali, Tuan. Sehat selalu.

 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

2 comments

Post a Comment
Click to comment
 

MARI BERLANGGANAN!