-->

Type something and hit enter

On


Dalam Kamus Ibnu Manzhur, TikTok Bermakna “Dungu”

Banyak penelitian yang mengungkap bahwa anak-anak muda yang kecanduan Tiktok mengalami penurunan kerja otak. Hal ini karena konsumsi video-video pendek secara masif dan terus-terusan menyebabkan daya fokus otak melemah. Orang-orang yang setiap saat scroll Tiktok biasanya akan lebih susah mencerna dengan baik video berdurasi panjang. Makanya para konten kraator Tiktok berlomba-lomba memaksimalkan 3 detik pertama dari setiap video mereka. Mereka menyebutnya: hook, bagian paling awal video yang dibuat semenarik mungkin agar penonton tidak melewati video mereka.

Tak mau kalah dengan Tiktok, Youtube menghadirkan fitur video shorts-nya. Facebook pun juga tak mau ketinggalan, fitur reel yang tak lama ini hadir ternyata mampu mengubah gaya interaksi para penggunanya. “Demi cuan, apapun aku lakukan.” Tak heran, muncullah video-video aneh di beranda kita, sebuah pemandangan yang sebelumnya sama sekali tidak terbayangkan. Rupanya platform-platform digital raksasa berlomba-lomba membangun ekosistem algoritmis yang membuat eksistensi manusia kain rapuh. Jihad akbar itu bukan hanya pasca Perang Badar, jihad akbar juga berperang melawan algoritma yang berpotensi melemahkan akal. 

Coba Anda lihat tangkapan layar berikut, saya ambil dari Lisan al-Arab karya Ibnu Manzhur, kamus bahasa Arab terbesar yang pernah dibuat umat manusia, lahir dari abad ke-7 Hijriah. Di situ disebutkan bahwa masing-masing dari kata توك (Tok) dan تيك (Tik) bermakna “sangat tolol/dungu/bodoh”.




Tapi Anda boleh kok follow akun TikTok saya @musyfiqur_rahman 😁


Post a Comment
Click to comment
 

MARI BERLANGGANAN!